Pagi itu, riuh rendah suara sorak-sorai serta alunan musik terdengar cukup kencang. Di lapangan tak jauh dari rumah sebuah perusahaan ro...
Pagi itu, riuh rendah suara sorak-sorai serta alunan musik terdengar cukup kencang. Di lapangan tak jauh dari rumah sebuah perusahaan rokok mengadakan nonton bareng Final Piala Eropa. Ramai pastinya, iyalah laga Perancis melawan Portugal, ada Christiano Ronaldo disitu. Tapi, kami bersiap bukan untuk menonton, melainkan berkemas untuk mudik ke Bandung.
Sejak malam, aplikasi Google maps dan Twitter terus menghiasi telpon pintar. Maaf ya, yang lain ditutup dulu."Sudah hijau Bu sebagian, kita mau jalan jam berapa?" tanya Ina anakku yang paling besar. Waktu masih pukul 1 pagi, pertandingan bola pun belum dimulai. " Tunggu saja teh, lihat sampai merahnya berkurang. Sudah tidur dulu, kita siap-siap jam 3." ujar saya.
Tepat pukul 3 pagi saya terbangun, dan langsung melihat telpon pintar. Pada aplikasi maps yang terpasang, terlihat warna merah memanjang mulai dari Cihaurbeuti hingga Ciawi, dan kembali tampak kemerahan di arah tanjakan gentong. Jari pun saya arahkan menekan garis yang memanjang antara Tasik hingga Garut. Tampak beberapa spot berwarna oranye setelah kampung naga hingga Garut. Ah, Singaparna masih lancar. Pagi ini mungkin sebagian masih terlelap dan sebagian lainnya masih asyik menonton bola. Sayang memang melewatkan laga Perancis dan Portugal, tapi kami harus segera kembali ke Bandung. Cukup sudah waktu berlibur di Ciamis.
Awal Perjalanan
Setelah berdiskusi cukup panjang, akhirnya kami memutuskan untuk mengambil jalan via Singaparna. Tanjakan yang relatif landai serta masih belum begitu familiar bagi sebagian orang menjadi pertimbangan. Tak lupa, sepanjang jalan Twitter dan maps terus jadi teman setia. Buat Facebook, maaf ya, pagi ini kita belum bisa bercengkrama.
Setelah semua barang masuk ke mobil, kami sekeluarga lalu berpamitan dengan kedua orang tua, "Hati-hati di jalan, moga sing salamet." Doa Mamah saat kami berpamitan. Kemudian bergegas kami semua masuk mobil. Tepat pukul 3.45 pagi kami memulai perjalanan, sorak-sorai dari penonton bola masih terdengar. Bye Ronaldo,semoga Portugal menang.
Jalan Ciamis sudah cukup ramai dengan pemudik dari Jawa Tengah, saat tiba di Cihaurbeuti, "Singaparna atau Ciawi?" Tanya suami. "Hmm belok saja deh. Ini di Twitter Gentong macet.". Di depan, dua mobil ber plat BE berbelok ke arah Ciawi sedangkan kami memilih masuk Tasik. Feeling kami perjalanan kami ke Bandung akan lancar. Dugaan kami tidak salah, jalan Tasik-Singaparna sangat lengang. Hanya satu-dua kendaraan yang tampak. Saat tiba di Singaparna, adzan Subuh belum terdengar, akhirnya perjalanan dilanjutkan dan begitu adzan subuh bergema kami berhenti dulu untuk berdialog dengannya, sang penguasa semesta.
Jalan Mulai Ramai
Perjalanan masih separuh jalan, bergegas kami melaju kembali di jalanan Salawu menuju Garut. Setelah Subuh mobil dan Elf saling berpacu. Lawan elf, menngalah saja. Mereka sedang mencari sesuap nasi, sedang kami bergegas kembali ke Bandung. Semburat merah mulai tampak di sebelah timur, tepat saat tiba di Garut pukul 6. Hmm, tampak garis merah di gTarogong menuju Leles. " Kita lewat Samarang saja deh, terus ke akamojang sambil menghirup udara segar. Rindu rasanya menghirup udara segar di ketinggian lebih dari 1500 m.
Jalanan masih lengang, sesekali kami lihat petani sudah mulai berjalan ke kebun. Beberapa motor pengangkut alsintan berpapasan begitu pula mobil angkutan desa.terlihat penuh membawa penumpang. Udara Semarang terasa selalu segar, apalagi saat mobil mulai memasuki wilayah Kamojang. "Dingin Bu, sudah sampai dimana kita?" saat mobil berhenti sejenak di Mesjid Kamojang, tak jauh dari kantor Pertamina Kamojang. " KAMOJANG A. Tuh ada plangnya." Udara Kamojang memang dingin sekali tapi pemandangannya yang indah sangat luar biasa.
"Lewat Kamojang Bridge ya, itu tuh jembatan yang baru selesai." Oh ya, aasa jalan baru di Kamojang yang menghubungkan Kamojang dengan Desa lainnya. Jalan yang lama terkenal sangat curam. Terakhir kami lewat lebaran tahun lalu, tak sedikit kendaraan yang mogok. Jalan baru menuju jembatan Kamojang terlihat sangat kokoh walau !asih terlihat curam. Sehingga semua pengemudi harus perlahan dan berhati-hati melintasinya . tak la!a tampak jembatan berwarna kuning di depan kami. Wah, kokoh sekali kelihatannya. Dan benar, banyak yang berfoto disana. Tak mau ketinggalan kami pun menepi sejenak.
Mobil melaju lagi melewati Majalaya, Ciparay, Baleendah menuju Bojongsoang. Tak terasa 15 menit lagi tiba di rumah. Terbayang sudah semangkuk bubur ayam dan minuman hangat segera dinikmati. Saat berangkat tadi kami tak sempat sarapan, dan di jalan para pedagang makanan mulai menggelar dagangan.
Alhamdulillah Tiba Di Rumah
Pukul 8.45 kami tiba. Alhamdulillah, normal dan lancar perjalanan . Trima kasih @twitter terima kasih @googlemaps. #MudikLebaran2016 sangat lancar, mulai dari perjalanan pergi ke Ciamis hingga kembali ke Bandung. Terima kasih juga untuk @RadioElshita dan @Prfmnews untuk cuitannya.
Foto di Kamojangnya ketinggalan Teh ...
ReplyDeleteMudik yg menyenangkan.
Foto Kamojang disimpan buat artikel berikutnya. Diantos ya Pak. Hatur nuhun parantos mampir.
ReplyDelete