Hayo, siapa yang tidak pernah jajan. Jajan, bagi saya sebuah aktivitas membeli penganan, yang sampai usia jelita ini masih dilakuka...
Hayo, siapa yang tidak pernah jajan. Jajan, bagi saya sebuah aktivitas membeli penganan, yang sampai usia jelita ini masih dilakukan. Kalau diingat-ingat, saya mulai jajan sejak sekolah dasar. Saat itu, orang tua sudah memberikan uang bekal untuk membeli penganan. Kalau tidak salah di tahun 1979 sekitar Rp 100,-. Dengan uang tersebut, sudah dapat membeli permen, dan kue-kue. Jajanan favorit, waktu SD adalah martabak manis, cakwe, donat, dan baso. Dulu, tentunya selain di kantin sekolah, aktivitas jajan juga dilakukan pada pedagang makanan di halaman sekolah.
Adalah Danone Ecosystem Fund, PT. Sarihusada Generasi Mahardika,
bekerjasama dengan Care International Indonesia membuat sebuah projek sosial
bertajuk Warung Anak Sehat (WAS). Projek ini digagas untuk membentuk kebiasaan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bernutrisi pada anak-anak usia
SD. Kalau dilihat-lihat, beberapa jenis jajanan anak SD saat ini tidak jauh
berbeda dengan masa sekolah saya dulu. Tetapi dari beberapa temuan, kondisi kesehatan
anak sekarang berbeda dengan anak SD di tahun 90-an. Apakah ini yang
menyebabkab projek WAS digagas?
Mengapa Keberadaan Warung Anak Sehat Dibutuhkan?
Yakin jajanan anak di sekolah aman? Program warung anak sehat, digagas oleh Danone Ecosystem Fund, PT. Sarihusada Generasi Mahardika bersama Care International Indonesia, karena masalah gizi anak Indonesia.
Yakin jajanan anak di sekolah aman? Program warung anak sehat, digagas oleh Danone Ecosystem Fund, PT. Sarihusada Generasi Mahardika bersama Care International Indonesia, karena masalah gizi anak Indonesia.
1. Kondisi Gizi Anak Indonesia
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013 (Riskesdar, 2013),
ditemukan fakta bahwa dari 100 % berat badan anak usia 5-12 tahun, 18,8 % dalam
keadaan gemuk, 70 % ideal, 11,2 % kurus,. Sedangkan dari tinggi badan, 69,3 %
ideal, dan 30,7 % pendek dan sangat pendek. Kondisi ini mempengaruhi kesehatan
anak.
2. Kecenderungan anak-anak Indonesia mengkonsumsi jajanan tidak sehat. Menurut BPOM, jajanan tidak sehat adalah makanan yang dijajakan dengan kondisi makanan terbuka, di lingkungan kotor, tidak memiliki gizi seimbang, dengan kondisi makanan ditambahkan pewarna dan penyedap rasa berlebih dan tidak memiliki nomor ijin.
Rendahnya tingkat keamanan pangan jajan dan anak sekolah (PJAS)
masih menjadi perhatian. Hasil riset Badan POM bersama 26 Balai Besar POM di
seluruh Indonesia, menunjukkan bahwa 45 % PJAS tidak memeuhi syarat karena
mengandung bahan kimia berbahaya, mengandung bahan tambahan pangan (BTP)
melebihi ambang batas serta akibat cemaran mikrobiologi. Akibatnya, anak
menjadi rentan terkena tipus dan diare. Rasanya juga mustahil untuk melarang
anak jajan, kecuali di beberapa sekolah yang menyediakan makanan saat jam
istirahat.
Anak-anak usia sekolah dasar mengkonsumsi jajanan di sekolah,
karena berbagai alasan. Dari survey yang dilakukan, ada beberapa alasan anak
jajan di sekolah. Diantaranya adalah : 1. karena orang tua tidak dapat
menyediakan makanan atau bekal, 2. Anak butuh makanan tetapi sedang berada di
sekolah, 3. Diajak teman, 4. Terbiasa jajan. Berbeda dengan anak usia TK yang
diberi bekal makanan oleh orang tuanya ke sekolah.
Pendidikan kesehatan termasuk pengetahuan tentang makanan jajanan
di sekolah saat ini diberikan dalam beberapa cara. Ada yang masuk dalam
kurikulum, melalui materi, seperti di mata pelajaran IPA maupun IPS, tetapi
muatannya masih belum lengkap. Materi yang disampaikan baru seputar hidup
sehat, dan makanan empat sehat lima sempurna atau makanan sehat berimbang.
Tetapi anak-anak belum diberitahu bagaimana cara memilih makanan sehat, apa
saja jenis makanan sehat, dan apa dampak mengkonsumsi makanan tidak sehat.
Pangan sehat saat ini menjadi sebuah keharusan apalagi bagi
sekolah dasar. Tidak mudah menyediakan pangan sehat di sekolah, diakibatkan
oleh beberapa faktor. Di hulu, penyediaan pangan sehat terkendala proses
produksi. Masih sedikit produsen makanan jajanan yang peduli pada kesehatan. Di
hilir, anak-anak termasuk orang tua tidak semua memahami tentang jajanan sehat.
Di sisi prasarana, pengawasan dan ketersediaan prasarana kantin sehat tidak
dimiliki oleh semua sekolah. Saat ini, belum semua sekolah memiliki aturan
tersendiri terkait jajanan sehat. Termasuk juga sekolah yang mendapat program
IWAS.
Program warung anak sehat (WAS) dilaksanakan mulai tahun 2014 di 6
kabupaten, yaitu 4 kabupaten di Jawa Barat, Kota Ambon dan Kota Yogyakarta. Di
tahun 2018, yang merupakan program batch kedua yang dijalankan oleh Care
International, sudah dilakukan di 20 sekolah dasar di masing-masing kota. Di
tahun 2018 ini, program warung anak sehat, memasuki masa exit strategy, yang
berarti program ini tidak lagi dijalankan oleh Sari Husada beserta Care
International, melainkan didorong untuk dilanjutkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Program Warung Anak Sehat di Mata
Stakeholder
Bertempat di Aula Balai Kota Bandung, pada tanggal 7 Mei 2018, Care
International Indonesia, mengadakan evaluasi warung anak sehat. Acara ini
dihadiri para stakeholder dari 4 Kabupaten/Kota, meliputi pemerintah, sekolah,
komite sekolah dan murid. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui gambaran dampak
program Was, mendiskusikan temuan dari dampak Was, serta mengambil praktik baik
di sekolah.
Acara yang berlangsung sejak pukul 13-16, diisi dengan paparan narasumber
serta talkshow tentang program was yang terbagi dalam 2 sesi. Diawali dengan sambutan dari Pemprov Jabar, Pemkot Bandung, dan Care International Indonesia menjadi pembuka acara. Setelah itu, tampil paparan 4 sekolah pelaksana warung anak sehat. Keempat sekolah menceritakan program yang dijalankan, beserta tantangan, dan capaian. Di sesi ini, walau hanya menampilkan 1 slide, informasi yang diberikan sangat menarik. Ada sekolah yang mendapat protes tukang jajanan sekitar, tetapi akhirnya berhasil meyakinkan bahwa program ini akan membawa dampak baik. Ada sekolah yang semula tidak punya kantin, karena program was, sekarang punya kantin lengkap dengan peralatannya.
Usai paparan dari sekolah, dilanjutkan dengan talkshow. Talkshow pertama,
menampilkan 3 orang siswa beserta orang tua dari SD Babakan Ciparay, SD
Sukasenang, serta SD Galih Pawarti. Para perwakilan siswa menyampaikan harapan
serta manfaat program was. Melaui program ini, siswa mengetahui apa itu jajanan
sehat, sehingga mereka mulai memilih jajanan yang tidak mengandung 4 P. Di awal
memang sulit, tetapi keberadaan ibu warung anak sehat, yang menyediakan jajanan
sehat membantu anak mendapat jajanan sehat. Dari sisi orang tua, menilai
program ini secara positif. Anak mulai membawa minum sendiri, memilih jajanan
yang sehat, dan juga anak tidak mudah sakit. Acara talkshow dilanjutkan dengan penandantanganan
dukungan terhadap program warung anak sehat. Acara ini diikuti baik oleh
perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten dan Kota yang
mendapat program was, pihak sekolah dan para ibu warung anak sehat.
Sesi Talkshow Bersama Siswa dan Komite Sekolah |
Pada talkshow kedua, dilakukan sesi berbagi pengalaman oleh beberapa Dinas
terkait yang menjalankan program warung anak sehat. Para narasumber yang merupakan perwakilan
dari pemerintah daerah menyatakan komitment melanjutkan progam Was. Diantaranya
Kabupaten Bandung yang memiliki program Kabupaten Bandung Sehat, mendorong was
di sekolah-sekolah. Tidak hanya di 20 sekolah yang telah dilatih, bahkan akan
mengembangkan pada sekolah lainnya. Begitu pula pemerintah Kota Bandung, Kota Bogor
dan Kabupaten Bogor. Harapannya melalui program Was, maka sekolah dapat
menjalankan program sekolah sehat untuk mencapai sekolah adiwiyata. Bahkan di
Bogor, diadakan lomba untuk sekolah dengan was terbaik, untuk memberi motivasi
bagi ibu kantin dan sekolah.
Sesi talkshow bersama Dinas terkait dari 4 Kabupaten/kota |
Para pihak yang hadir menyampaikan beragam manfaat mengikuti program was.
Ada sekolah yang kemudian memiliki kantin sehat, ibu-ibu pengelola kantin
memiliki pendapatan tambahan, anak-anak menjadi lebih sehat dan disiplin, dan
sekolah menjadi lebih sehat. Program Was memberikan dampak positif, semua stakeholder
menyayangkan karena program ini harus segera berakhir. Tetapi tidak usah
khawatir, bagi siapapun yang akan melakukan replikasi program, Care
International Indonesia sudah menyusun SOP program warung anak sehat. Baik
sekolah, pemerintah, maupun lembaga masyarakat dapat melakukan replikasi
program ini. Selain SOP, program was juga menghasilkan buku resep hasil kreasi ibu warung anak sehat (iwas). Buku ini dapat dipesan juga di Care International Indonesia.
Untuk membuat anak Indonesia semakin sehat mengapa tidak? Karena kesehatan akan memberi efek jangka panjang. Mengkonsumsi makanan yang mengandung 4P (pengawet berlebih, pewarna berbahaya, pemanis buatan, penyedap berlebih) memang tidak akan menimbulkan efek segera, tetapi kalau di masa depan terjadi masalah kesehatan, siapa yang rugi?
Untuk membuat anak Indonesia semakin sehat mengapa tidak? Karena kesehatan akan memberi efek jangka panjang. Mengkonsumsi makanan yang mengandung 4P (pengawet berlebih, pewarna berbahaya, pemanis buatan, penyedap berlebih) memang tidak akan menimbulkan efek segera, tetapi kalau di masa depan terjadi masalah kesehatan, siapa yang rugi?
Ayo kita dorong program pemerintah menjadikan Indonesia Sehat, diantaranya
melalui pembentukan warung anak sehat. Anak mengkonsumsi jajanan yang sehat, orang
tua memberikan makanan sehat, sekolah menyediakan sarana warung sehat. Jika
rakyatnya sehat, maka negara akan semakin kuat.
Semoga program pemerintah ini dapat berjalan dengan lancar ya. Tidak ada lagi wads-was saat anak jajan diluar :)
ReplyDeleteWhuaa saya akan jadi orang tua yang masuk dalam barisan dukung warung anak sehat. Indonesia kayanya krisis jajanan sehat dan bergizi yaa..
ReplyDeleteKalau dipikir pikir emang ngwri kalau anak dibiarkan memilih jajanan sendiri. Jajanan sekarang saking beragamnya malah gak jelas bahan2nya. Syukurlah kalau ada warung seperti ini kalau nggak ya mau gak mau harus bawain bekel
ReplyDeleteBagus ya programnya jadi anak juga sehat jajan -jajannya
ReplyDeleteKalau semua sekolah menyediakan warung anak sehat, pasti anak-anak akan terjamin kesehatannya, ya...
ReplyDeleteSemoga program ini bisa dilanjutkan ke seluruh sekolah yang ada di Indonesia.
Alangkah baiknya jika prigram WAS bisa menyebar ke seluruh Indonesia ya ceu. Karna miris sekali melihat anak2 SD jajan sembarangan
ReplyDeletesemoga bisa menjangkau semua daerah ya mba, biar anak-anak ga sembarangan lagi jajannya.
ReplyDeleteSejak jadi ibu, aku selalu masakin sendiri makanan untuk anak-anak. Hingga ke sekolah pun selalu aku bawain bekal. Selain itu untungnya di sekolah mereka juga ada kantin yg lumayan sehat. Makanan dan minuman kategori xxx dilarang dijual. Minimal, saya tenang meski anak harus jajan snack di luar ��
ReplyDeleteProgram yang keren ..Jajanan anak jadi terkontrol, enggak sembarangan lagi. Semoga semua daerah mengikuti jejak programnya nanti.
ReplyDeleteWah bagus ya ada program sekeren nih. Demi anak2 yg sehat
ReplyDelete