Salah satu rencana travelling yang ditulis di awal tahun 2018 adalah berkunjung ke Pulau Selayar. Pulau ini jadi salah satu pilihan,...
Salah satu rencana travelling yang ditulis di awal tahun 2018 adalah berkunjung ke Pulau Selayar. Pulau ini jadi salah satu pilihan, karena keindahannya dan juga sekaligus bertemu teman-teman sosiopreneur. Sebetulnya tahun 2016, hampir saya berangkat, tapi tidak jadi, karena ada agenda yang tidak dapat ditinggal. Ternyata menuliskan mimpi itu bermanfaat ya. Ssst, kalau ada yang mau tahu tempat lain yang ingin dikunjungi tahun ini, silahkan mampir.
Di Bulan Februari 2018, akhirnya bisa berangkat juga ke Selayar. Setelah tertunda beberapa pekan, karena pekerjaan yang jadwalnya padat. Tetapi, lagi-lagi, tujuan utama ke luar kota bukan untuk berlibur. Cawi seorang sahabat yang merupakan founder Yayasan Econatural meminta saya melatih ibu-ibu untuk mengolah kelapa. Alhamdulilah, ilmu yang dipelajari saat kuliah S1 di Teknologi Pangan Unpad bermanfaat. Pas, sekali, dulu skripsi yang dipilih tentang pembuatan Nata.
Diantara beberapa perjalanan, trip ke Selayar ini membuat sangat excited. Karena sudah direncanakan beberapa kali, dan baru kesampaian di tahun 2018. Kunjungan ke Selayar, dijadwalkan 4 hari, 2 hari perjalanan dan 2 hari di Selayar. Menurut Cawi kalau mau ke Selayar jangan kurang dari 1 minggu, karena tidak akan sempat ke Takabonerate. Takabonerate adalah taman laut di Selayar yang memiliki batuan karang atol yang indah. Maunya memang begitu, tapi apa daya, hari Kamis saya sudah ada agenda di Bandung.
Tentang Pulau Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Areal Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari wilayah daratan dan lautan. Luas Kab Kepulauan Selayar adalah 10.503,69 km2, dengan luas daratan 1.357,03 km2. Wilayah Kab Kepulauan Selayar dibagi ke dalam 11 kecamatan yang terdiri 6 kecamatan di daratan, dan 5 kecamatan lautan. Kecamatan Benteng merupakan ibukota kabupaten Kepulauan Selayar.
Kabupaten Kepulauan Selayar ini ternyata satu-satunya Kabupaten yang terpisah dari Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasinya berada di seberang pantai Bira Kabupaten Bulukumba. Batas-batas kepulauan selayar adalah :
Utara. : Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone
Selatan : Provinsi Nusa Tenggara Timur
Barat : Laut Flores dan Selat Makasar
Timur. : Laut Flores
Dengan wilayah yang terdiri dari gugusan pulau, terdapat sekitar 130 pulau di Kepulauan Selayar. Wilayah ini menjadi salah satu tujuan wisata, terutama wisata laut, dengan atol yang terkenal. Salah satu jenis hiu merupakan daya tarik Takabonerate, selain taman lautnya. Masih ada lagi keunikan lain yang jarang diungkap media, dan jika dikelola dapat menjadi tujuan wisata.
Perjalanan Ke Selayar
Untuk menempuh Selayar, dapat dilakukan menggunakan moda transportasi laut dan udara. Jika menggunakan pesawat, setiap harinya ada penerbangan menggunakan Wings Air dari Bandara Hasanudin Makassar. Jika menggunakan transportasi laut, dari Makasar ditempuh sekitar 8 jam, melewati beberapa Kabupaten hingga di Bira. Dari Bira, maka dapat menggunakan kapal Ferry menuju pelabuhan di Benteng Selayar.
Seketika jiwa petualangan saya muncul. Sepertinya seru, naik mobil dari Makassar sampai Selayar. Melewati jalur selatan yang hampir semuanya adalah pesisir. Sebagai orang pegunungan, saya selalu suka laut. Apalagi, Sulawesi itu ikannya besar-besar dan segar. Saya suka kalap kalau lihat ikan segar. Hari Jumat saya membayangkan, akan bertualang. Tapi, ada wa masuk di malam hari, "Teh, berangkat pakai pesawat malam ya dari Halim. Saya sampai malam masih ada tugas. Kita bertemu Senin pagi di Bandara Hasanuddin." Wa dari Cawi, kalau dia sampai Minggu malam masih ada jadwal. Ternyata, anak ini sibuk juga.
Minggu siang, dari Bandung saya memilih travel Baraya jurusan Jatiwaringin. Jadwal penerbangan pukul 19.30, lebih baik menunggu daripada terlambat. Apalagi baru pertama kali saya berangkat dari Halim. Ternyata, perjalanan sangat lancar. Dari Bandung pukul 12.00, saya tiba di Jatiwaringin pukul 15.00. Masih ada waktu nih buat makan sore. Entah, kok perut mendadak lapar, tak jauh dari lokasi ada sup ayam Pak Min klaten. Boleh deh, sepertinya mampir dulu.
Sop Ayam Pak Min di Jatiwaringin |
Pukul 17.00, Cawi sudah telpon. Dia khawatir saya terlambat. "insya allah aman. Semua sudah diperhitungkan".Tepat tiba di Halim pukul 18.00. Masih banyak waktu untuk check in dan shalat Maghrib. Ternyata enak juga melakukan penerbangan melalui Bandara Halim. Dari Bandung lebih dekat, dan titik macetnya lebih sedikit. Boleh juga dicoba kalau nanti ada ke luar kota lagi. Setengah jam menuju keberangkatan belum ada panggilan juga, dan ternyata penerbangan delay. Padahal.maskapai yang saya pakai baru dapt penghargaan on time sercice. Duh, mana ada selisih waktu satu jam antara Jakarta dan Makassar, dan bawa bagasi pula. Terbayang, malam-malam cari hotel di areal kota Makassar.
Sambil menunggu waktu berkeliling Bandara Halim. Sambil melihat jajanan apa yang bisa mengganjal perut. Padahal sore, sudah diganjal Sup Ayam Klaten. Ada informasi kalau pesawat akan berangkat pukul 9 malam. Berarti tiba pukul 12.30 WITA. Buyarlah rencana jalan-jalan malam di Makassar. Begitu masuk pesawat, yang terpikir cuma tidur. Lumayan, sekitar 2,5 jam. Nanti disambung di hotel. Kata Cawi, malam itu saya menginap di hotel Ibis Bandara. Jadi tidak perlu keluar bandara.
Hotel Ibis Bandara |
Tiba di Makassar, konsentrasi sudah pada bantal. "Hotel di dekat pintu keluar teh. Masih di area Bandara." Bandara Makassar ternyata tidak ada tutupnya. Tampak beberapa orang menanti keberangkatan. Padahal waktu audah menunjukkan pukul 00.30 WITA. Mata saya sudah 5 watt. Begitu sampai di hotel, ganti baju, pasang alarm, langsung tidur. "Teh, kita check in jam 7 pagi, lalu sarapan di Bandara." Sebuah pesan masuk. Baiklah, yang pasti saya butuh tidur. Ingin rasanya habis shalat subuh tidur lagi. Saya suka eror kalau kurang tidur. Hoam, zzzzzz.....
Pagi hari jam 6 Cawi kirim Wa, dia sudah menuju Bandara Hasanuddin. Artinya, saya harus segera mandi dan bersiap. 30 menit cukup, walau sebetulnya kepala masih cenat cenut, dan badan pegal. Dengan bawaan yang banyak saya bergegas ke lobby. Menginap di hotel bandara adalah pengalaman pertama buat saya. Mau tahu rasanya, reviewnya menyusul ya. Pokoknya seru deh.
Kriing, telpon masuk dari Cawi, "Teh, saya sudah di pintu masuk bandara" Sambil mengambil troli, saya membalas telpon,"Ok, otw. 5 menit." Keluar dari pintu hotel, saya melihat Cawi dari kejauhan, dia melambaikan tangan. Terus saya berjalan menghampiri. "Damang Teh," Tanyanya dalam logat Makassar. Daeng satu ini, pernah tinggal di Majalengka menjadi fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan. Bahasa Sunda, dia masih ingat, tapi logat dan heurasna mah beda. "Alhamdulilah baik," Balas saya. Setelah bersalaman, kami segera check in dan naik ke lantai 2 ke boarding room sekaligus sarapan.
Suasana Bandara Hasanuddin Makasar |
Di sebuah cafe, Cawi memilih sarapan siomay. Di Bandung mah, siomay banyak banget. Mulai kelas kaki lima.sampai cafe bintang lima. Saya pilih beberapa kueh khas Makassar, diantaranya barongko, panada dan otak-otak. Tak lama terdengar pengumuman bahwa pesawat ke Selayar terlambat 30 menit. Sepertinya perjalanan saya kali ini full delay. Semoga saat kembali ke Bandung semua lancar.
Pukul 10.30 pesawat berangkat. Waktu tempuh Makassar-Selayar adalah 45 menit. Kami terbang di atas laut yang biru. 45 menit diisi mengobrol sangatlah singkat. Baru mengudara, sudah akan turun kembali. 20 menit setelah lepas landas pilot menginformasikan akan segera mendarat. Hamparan kelapa dan bakau tampak dari kejauhan. Pulau Selayar salah satu penghasil kelapa yang cukup besar. Dan itu yang ingin Cawi dan Econatural kembangkan. Kela baru diolah menjadi kopra. Padahal di Pangandaran, tanaman satu ini semua bagiannya sudah menjadi uang.
Selayar tampak dari udara |
Bandara H Alloepara |
Begitu tiba di Bandara H Aroepalla, kami disambut adik-adik dari Econatural. Bandara sangat kecil, baru pesawat jenis ATR maskapai wings air yang masuk. Menurut kabar Garuda akan menyusul. Karena waktu sudah lewat dari jam 11 siang, mobil pun mengarah ke kota. Jalanan sangat lengang, berbeda dengan jalan di kota besar yang penuh kemacetan. Udara di Selayar sangat panas, tapi pemandangan sepanjang perjalanan sangat hijau dengan hamparan pohon kelapa dan beberapa tambak udang.
Ikan bakar dan aneka sambal |
Memasuki kota, mulai tampak keramaian. Mobil pun berbelok ke sebuah tempat di samping pelabuhan. "Sudah mau dluhur, kita makan siang dulu." Ajak Cawi sambil membuka pintu mobil. Saya pun menghirup aroma ikan bakar dari alat panggangan yang berjejer. Oh ikan segar, semoga saya tidak kalap....(bersambung)
Wah, perjalanan yang seru ya, Teh. Kisahnya sampe bersambung, nih. Saya pertama kali tahu tentang Selayar pas baca novel Altitude 3676 Takhta Mahameru. Deskripsinya keren banget. Beruntung sekali Teteh bisa ke sana, berbagi ilmu pula. Baarakallah :)
ReplyDeleteAlhamdulilah, walau penuh drama. Tempatnya memang indah. Tunggu tulisan berikutnya ya.
DeleteGak sabar nunggu sambungannya. Sepertinya seru sekali perjalanan kali ini. Apalagi sambil berbagi ilmu, wahhh mantab, Teh.
ReplyDeleteMbak Damar, tulisan kedua sudah terbit. Bisa langsung meluncur.
DeleteWaah...saya dulu.swminggu bisa 2-3x ke makasar & blm pernah sampai ke selayar...seru ya...makasih udah menuliskan, saya jd berasa ikut kesana.hehe
ReplyDeleteSama-sam Bu Srie. Tempatnya menarik dan indah. Semoga nanti ibu bisa ke Selayar juga.
DeleteWah, keren banget Mbak bisa berkunjung ke sini. Ah, jadi pengen traveling deh, kapan yaaa
ReplyDeleteInsya allah ada kesempatan Mbak Emmy.
DeleteWah ternyata pulau selayar itu jauh ya teteh. Nggak nyangka ada di sulawesi. Lumayan juga kalau dari Bandung. Semoga saya dan keluarga kecil saya, bisa berkesempatan maen ke sana ��
ReplyDeleteYa teh, letaknya di timur Sulawesi Selatan. Kalau di peta mah di pojok. Salah satu pulau dengan keragaman biota yang luar biasa. Masukkan di whist list, insya allah tidak bakal menyesal.
DeleteNaik batik ya ceu? Selayar ini yg kemarin ada berita kapal tenggelam bukan sih?
ReplyDeleteSukaaa ceritanya saya belum pernah ke Makasar apalagi selayar sana.
Iya, naik Batik Air ke Makassar. Disambung wings air. Betul, lokasi tempat kapal tenggelam. Semoga ada kesempatan ya.
DeleteKapan ya saya bisa ke luar jawa? Hehe.. Mupeng banget tiap baca cerita wisata dari luar jawa. Penasaran bingiit
ReplyDeleteSemoga ada kesempatan Mbak Eni. Ini juga undangan sahabat untuk mengisi pelatihan. Dulu saya fikir Jawa itu luar biasa, ternyata di luar Jawa tidak kalah indahnya.
DeleteIndaahnyaaa... senang ya mba jalan-jalan sambil kerja hehehe. Mabtabb
ReplyDeleteAlhamdulilah Mbak Betty. Justru ini kesempatan travelling malah sambil bertugas. Hatur nuhun koment nya.
DeleteMasyaallah �� cuman dengar dari tv selama ini Ceuuu ���� Senang sekali bisa jalan-jalan kemana-mana kayak Ceuceuu ���� saya belum pernah sekalipun ke Makassar, semoga ada kesempatan kesana
ReplyDeleteAamiin, insya allah ada kesempatan. Hatur nuhun koment nya.
DeleteTernyata masih harus terbang ya ke Selayar dari Makassar.. Wah, itu tanpak dari udara, lautnya begitu menggoda. .
ReplyDeleteEnggak sabar nunggu lanjutannya
Iya Mbak Dian. Kalau di peta kelihatan seuprit, ternyata jauuh.... pantainya tidak kalah dengan lombok, dan perairan luar Jawa lainnya. Biruuu....
DeleteSambungannya sudah ada. Tinggal.meluncur ya..
Yah..lagi seru-serunya mantengin cerita, eh malah bersambung ��
ReplyDeleteJadi penasaran gimana cerita selanjutnya.
Kebayang pegelnya nungguin pesawat yang delay semua :(
Hihihi, dan delaynya sampai ke Bandung dong. Sambungannya sudah ada. Mangga dikunjungi.
Delete