Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay Baik di fb maupun sosial media lain, beberapa orang teman bertanya apa yang harus dilakukan s...
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay |
Baik di fb maupun sosial media lain, beberapa orang teman bertanya apa yang harus dilakukan saat tidak punya pekerjaan di saat pandemi covid-19. Dan saya menjawab, yang harus dilakukan adalah mulai berbisnis. Salah seorang teman berkomentar, itu kan Ceu Meta, memang punya bakat dagang. Membaca komentar tersebut, saya sih senyum-senyum saja. Kalau ditanya saya punya bakat dagang, jawabannya tidak. Walau saya mulai belajar bisnis sejak masih kuliah, tapi itu semua karena bakat. Bukan bakat dagang, tapi bakat ku butuh, hehe.
Saya menjalankan bisnis secara serius sejak tahun 2011, saat saya berhenti bekerja. Dan, itu pun perjuangannya luar biasa. Di antara semua hambatan, baik finansial, mental, maupun teknis, yang terbesar adalah hambatan mental. Di kepala saya saat itu masih ada persepsi kalau saya itu pernah menduduki posisi yang lumayan. Tapi, kalau sudah tidak punya penghasilan, setinggi apapun posisi kita tidak ada artinya. Dan saat itu, saya memutuskan untuk menjadi wirausaha.
Sehingga kalau ditanya, membangun bisnis baru harus mulai dari mana? Jawaban saya akan berbeda, untuk pebisnis pemula, dengan pelaku usaha yang bisnisnya terhenti. Untuk pebisnis pemula, maka kita harus memulai bisnis dari kita sendiri. Mental atau semangat kita harus dikuatkan dulu saat akan menjalani bisnis. Karena ketika menjalani bisnis, maka waktu, pikiran, alokasi anggaran akan terikat pada bisnis yang dijalankan. Tapi di saat pandemi covid-19, wirausaha menurut saya adalah satu-satunya cara untuk kembali mendapat penghasilan.
Lalu bagaimana untuk pelaku usaha yang usahanya terhenti saat pandemi covid 19? Tidak mudah memang harus merelakan bisnis yang sudah berjalan baik, tiba-tiba terhenti. Tapi apa boleh buat, situasi saat ini memang tidak mendukung bisnis lama kita untuk berjalan. Contohnya bisnis jasa yang saya jalani selama ini. Matot, alias mati total. Tiga bulan kemarin saya betul-betul diam di rumah saja. Untungnya ada usaha mustopa yang bisa dijalankan dan memberi aliran darah untuk keuangan keluarga. Jadi apa dong yang harus dilakukan?
Bisnis Saat ini Dimulai Dari Kesulitan Konsumen
Buat teman-teman yang sudah memahami bisnis model canvas, tentu paham dengan value proposition atau nilai tambah bisnis kita. Ternyata di value proposition, dikenal juga value proposition canvas. Nah dalam value proposition canvas, dibuat jejaring antara produk dan pasar. Apapun produk yang kita tawarkan adalah yang dapat menyelesaikan masalah atau pain dari calon konsumen kita.Sebagai mahluk sosial, tentunya kita punya teman, kenalan, ataupun kolega. Dan untuk memulai bisnis baru, kita bisa mulai dari customer terdekat, baik tetangga, maupun teman yang kita punya. Mungkin bagi yang pernah ikut bisnis MLM, ingat bahwa bisnis tersebut selalu menyarankan untuk membuat daftar nama. Di bisnis baru itu, maka tahap pertama yang kita lakukan adalah mengumpulkan daftar nama. Dan saat ini, daftar nama yang kita miliki adalah whatsapp kontak. Apa yang bisa dilakukan dengan whatsapp kontak? Merekalah yang akan menjadi daftar konsumen pertama kita, yaitu daftar orang-orang yang kita kenal melalui whatsapp.
Lalu, apalagi? Siapa yang pernah menulis whatsapp status? Terus terang, saya belum satu tahun memanfaatkan whatsapp status (kasihan deh gue). Dan melalui status tersebut kita dapat mengetahui pain atau masalah konsumen kita. Apakah cukup dengan mengetahui pain? Eits, belum selesai. Itu baru tahap pertama. Buat yang memiliki sosial media, seperti facebook, atau Instagram, bisa juga membuat polling untuk mengetahui pain orang-orang yang kita kenal.Bisa melalui polling atau pertanyaan singkat tentang masalah mereka.
Menggali Potensi Diri yang Dapat Dijadikan Bisnis
Setiap orang pasti memiliki potensi yang tidak sama. Ada yang senang memasak, menjahit, membuat kerajinan, menulis, berkebun, apapun. Apakah semua keahlian kita dapat dijual, jawabannya bisa ya, bisa tidak. Di masa pandemi, terlebih saat PSBB, tidak semua profesi dapat dijalankan. Contoh, seperti makeup artis, aktor, artis, MC, tukang cukur, dan profesi lain yang berhubungan dengan dunia seni, dan wisata, otomatis terhenti. Tapi beberapa profesi yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk orang-orang yang di rumah saja, bertumbuh pesat.Kembali ke poin, pertama, yaitu bahwa bisnis saat ini adalah mengatasi masalah atau rasa sakit dari konsumen. Jadi keahlian yang akan kita tawarkan adalah yang juga yang mengatasi masalah dari konsumen. Sebagai contoh, masyarakat di tempat kita butuh pasokan makanan, maka keahlian memasak akan sangat dibutuhkan. Atau jika kita dapat membuat konten pemasaran digital, keahlian tersebut juga dibutuhkan oleh orang-orang yang membutuhkan profesi tersebut. Seorang teman yang memiliki link sangat baik dengan para influencer, saat ini membuka usaha untuk mengkolaborasikan sosial media dengan para influencer, dan ternyata permintaannya luar biasa. Begitu juga seorang teman yang membuka jasa pelatihan secara digital, kelas yang dia tawarkan bak kacang goreng. Bukan hanya karena murah, tapi juga produk yang ditawarkan sesuai kebutuhan konsumen.
Potensi Bisnis Baru Pasca Pandemi Covid 19
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh para pakar, ada beberapa sektor usaha yang dapat dijalankan pasca pandemi, dan ada usaha yang sementara terhenti atau terganggu saat pandemi. Di ABDSI, kami membagi usaha menjadi 5 kategori, sebagai berikut :Apa saja sektor usaha yang masuk dalam kelima kategori ?
Sumber Dcode |
Dalam survey yang dilakukan oleh Asosiasi Bisnis Development Services Indonesia (ABDSI), kondisi ini juga dialami oleh pelaku usaha mikro kecil di Indonesia. Sehingga buat teman-teman yang akan memulai usaha baru, ada baiknya untuk mengkombinasikan 3 hal, yaitu :
1. Potensi pasar yang tersedia (fokus pada pain atau masalah dari konsumen yang jadi sasaran)
2. Cari kemampuan yang dapat menjadi solusi untuk konsumen
3. Kombinasikan dengan sektor usaha yang akan dijalankan selama dan pasca pandemi.
Berikutnya, kita akan menentukan sumber daya atau modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Darimana, berapa dan untuk apa saja.
Semangat ya, untuk menjalankan bisnis baru, tekadkan yang kuat, insya allah ada jalan.
e-commerce bakal jadi potential winner ya Ceu di diagram Dcode di atas. Pingin balik lg deh jualan online, palagi kl berbasis hobi kan enak yahh
ReplyDeleteWah, bisnis saat pandemi, ada yg gulung tikar dan ada yg malah meningkat ya Mbak... Cocok sekali artikelnya utk yg akan berbisnis dan mai nilainya dari mana.
ReplyDeleteKemarin saya juga sempat lihat gambar itu di akun dr. Gamal. Kalau bisnis menulis di Indonesia kira-kira gimana ya? Kemarin di awal pandemi sempat slow down, semoga sekarang mulai bangkit lagim ya.
ReplyDeleteSalut Bun. Saya selalu salut dengan wanita yang jago berbisnis seperti Bunda. Semoga lancar terus bisnisnya ya, Bun
ReplyDeleteSaya sampai sekarang belum memiliki bisnis :’( hiks... Banyak galaunya ketimbang action :D
ReplyDeleteWah benar2 bermanfaat ni Mbak. Saya salut dengan semangat pebisnis di tengah wabah, kebetulan pas lagi ada event nulis antologi juga dari PJ saya ttg tema ini Mbak
ReplyDeleteSecara pribadi .. saya merasa banyak korelasi dari tulisan ini. Alhamdulillah .. jamak dari teori tertulis di atas saya -bukan saya- maksudnya kami tengah lakukan.. Artikel yang menarik ceu ^^
ReplyDeleteWah betul e commerce sekarang meningkat ya karena orang2 banyak belanja online. Aku pun kemarin2 belanja sayur aja online
ReplyDeleteWah informasi yang menarik, karena saya pingin nyoba usaha online.
ReplyDelete