Sudah punya blog? Banyak pembacanya? Atau jangan- jangan yang baca cuma diri sendiri. Coba refresh ke belakang, apa sih tujuan kita ngeblo...
Sudah punya blog? Banyak pembacanya? Atau jangan- jangan yang baca cuma diri sendiri. Coba refresh ke belakang, apa sih tujuan kita ngeblog? Sebagian mungkin ada yang ingin mencurahkan isi hati, menuangkan ekspresi atau bisa dapat penghasilan dari
blog pribadi.
Saya pribadi membuat blog sebagai syarat sewaktu saya ikut kelas menulis. Pernah sih terbayang ingin punya blog seperti Raditya Dika tapi ya, mesti belajar lama. Nah, tanggal 18 Desember 2015 hari Jumat. saya hadir di undangan yang diadakan oleh Kudo. What, Kudo, apa tuh? Bukan merk makanan anak, bukan merk majalah anak, juga bukan plesetan dari hewan berkaki empat yang dipakai narik andong. Ups, maaf. Jadi, apa dong?
Kudo adalah perusahaan start up yang berdiri tahun 2014, yang mengembangkan solusi praktis untuk marketplace dan ekosistem pembayaran di Indonesia. Kudo bekerjasama dengan perusahaan e-comerce yang memungkinkan konsumen belanja online dengan pembayaran tunai. Wow, bayar tunai untuk belanja online? Kok bisa? Ya bisa, dan Kudo yang pertama. Caranya, sabar dulu, saya bongkar di tulisan selanjutn
i
Kembali ke materi reportase blog, Kudo bersama kelas blogger mengadakan pelatihan blog di Bandung. Tepatnya di kantor Kudo Bandung di Jl Setiabudhi No 52.
Pembicara yang didapuk adalah senior blogger Syaifudin Sayuti yang dikenal dengan nama Bang Udin, dan Kang Arul. Pada sesi pertama, Bang Udin menyampaikan materi reportase ala blogger. Reportase ala blogger berbeda dengan reportase di media formal. Walaupun mengandalkan prinsip pemberitaan, tapi harus unik dan berbeda. Repotase di blog perlu juga menyampaikan tentang kaidah pemberitaan yang tetdiri dari 5W1H. 5W1H terdiri dari, (what), dimana (where), siapa(who), kapan (when), mengapa (why) dan bagaimana (how). Yang membuat reportase blog berbeda adalah cara bertutur, dimana dalam blog kita bisa menulis dengan gaya bahasa yang ringan, tapi tetap menghunakan kaidah EYD.
Walaupun informasi yang disampaikan sama dengan orang-orang yang hadir di suatu acara, , tapi sudut pandang atau angle harus berbeda, supaya cerita kita tidak sadma persis dengan yang ditulis rekan-rekan yang lain. Terbayang kan, ada 30 tulisan isinya sama semua, nah kita cari susut pandang yang berbeda. Gaya penulisan atau style, menyesuaikan dengan style penulis, sesuai dengan karakter pembaca yang se!ama ini menjafi pembaca blog kita. Bang Udin menyampaikan juga tentang pengalaman beliau menulis blog saat diundang makan siang bersama presiden saat acara Kompasianival. Dimana beliau bercerita tentang tulisannya saat makan siang yang menceritakan tentang blogget yang terlupa membawa batik, padahal acara di Istana harus pakai batik lengan panjang, bercelana panjang dan pakai sepatu. Nah rekan blogger ini, dia lupa untuk membawa pakaian yang harus dikenakan. Tapi menurut Bang Udin unsur 5 W1H tetap harus dipakai. Dan boleh percaya tulisan tersebut jadi headline dan dibaca oleh ribuan pembaca kompasiana, wow.
Sesie kedua adalah informasi dari Kudo, yang ini saya simpan dulu ya. Kita maduk sessie 3. Di sessie 3, Kang Arul masuk dengan tema menulis review di blog. Gaya yang menarik dan pembawaan segar membuat acara semakin renyah. Kang Arul menyampaikan bahwa menulis blog jangan terlalu panjang. Pembaca blog umumnya saat ini membuka blog menggunakan smartphone, sehingga waktu membaca per artikel pun berkisar 3 menit.
jadi tulisannya pendek saja, cukup 8 paragraph yang terdiri dari 3 kalimat. Bahasa yang digunakan pun yang santai, tidak seperti berita di media. Nah, artikel yang saya tulis ini mencoba mempraktekkan ilmu yang dibetikan. Tidak panjang, dan terlalu komplit. Kalaupun ada review, potong menjadi beberapa tulisan.
.
Oh ya, harus peduli SEO dan alexa juga, sama jangan lupa kalau blog yang dibuat harus fokus topiknya. Supaya SEO tidak bingung dengan keyword kita. Siapa tahu tulisan kita menarik brand untuk beriklan. Baru tahu juga, ada blogger yang satu tulisannya dihargai Rp 3.000.000 oleh brand, knapa? Karena followernya banyak. Nah sudah siap reparasi blog? Saya siap, kamu?
#KelasBlogger #KudoBox @Kudo_indonesia #KiatMenulisBlog
.
blog pribadi.
Saya pribadi membuat blog sebagai syarat sewaktu saya ikut kelas menulis. Pernah sih terbayang ingin punya blog seperti Raditya Dika tapi ya, mesti belajar lama. Nah, tanggal 18 Desember 2015 hari Jumat. saya hadir di undangan yang diadakan oleh Kudo. What, Kudo, apa tuh? Bukan merk makanan anak, bukan merk majalah anak, juga bukan plesetan dari hewan berkaki empat yang dipakai narik andong. Ups, maaf. Jadi, apa dong?
Kudo adalah perusahaan start up yang berdiri tahun 2014, yang mengembangkan solusi praktis untuk marketplace dan ekosistem pembayaran di Indonesia. Kudo bekerjasama dengan perusahaan e-comerce yang memungkinkan konsumen belanja online dengan pembayaran tunai. Wow, bayar tunai untuk belanja online? Kok bisa? Ya bisa, dan Kudo yang pertama. Caranya, sabar dulu, saya bongkar di tulisan selanjutn
i
Kembali ke materi reportase blog, Kudo bersama kelas blogger mengadakan pelatihan blog di Bandung. Tepatnya di kantor Kudo Bandung di Jl Setiabudhi No 52.
Pembicara yang didapuk adalah senior blogger Syaifudin Sayuti yang dikenal dengan nama Bang Udin, dan Kang Arul. Pada sesi pertama, Bang Udin menyampaikan materi reportase ala blogger. Reportase ala blogger berbeda dengan reportase di media formal. Walaupun mengandalkan prinsip pemberitaan, tapi harus unik dan berbeda. Repotase di blog perlu juga menyampaikan tentang kaidah pemberitaan yang tetdiri dari 5W1H. 5W1H terdiri dari, (what), dimana (where), siapa(who), kapan (when), mengapa (why) dan bagaimana (how). Yang membuat reportase blog berbeda adalah cara bertutur, dimana dalam blog kita bisa menulis dengan gaya bahasa yang ringan, tapi tetap menghunakan kaidah EYD.
Walaupun informasi yang disampaikan sama dengan orang-orang yang hadir di suatu acara, , tapi sudut pandang atau angle harus berbeda, supaya cerita kita tidak sadma persis dengan yang ditulis rekan-rekan yang lain. Terbayang kan, ada 30 tulisan isinya sama semua, nah kita cari susut pandang yang berbeda. Gaya penulisan atau style, menyesuaikan dengan style penulis, sesuai dengan karakter pembaca yang se!ama ini menjafi pembaca blog kita. Bang Udin menyampaikan juga tentang pengalaman beliau menulis blog saat diundang makan siang bersama presiden saat acara Kompasianival. Dimana beliau bercerita tentang tulisannya saat makan siang yang menceritakan tentang blogget yang terlupa membawa batik, padahal acara di Istana harus pakai batik lengan panjang, bercelana panjang dan pakai sepatu. Nah rekan blogger ini, dia lupa untuk membawa pakaian yang harus dikenakan. Tapi menurut Bang Udin unsur 5 W1H tetap harus dipakai. Dan boleh percaya tulisan tersebut jadi headline dan dibaca oleh ribuan pembaca kompasiana, wow.
Sesie kedua adalah informasi dari Kudo, yang ini saya simpan dulu ya. Kita maduk sessie 3. Di sessie 3, Kang Arul masuk dengan tema menulis review di blog. Gaya yang menarik dan pembawaan segar membuat acara semakin renyah. Kang Arul menyampaikan bahwa menulis blog jangan terlalu panjang. Pembaca blog umumnya saat ini membuka blog menggunakan smartphone, sehingga waktu membaca per artikel pun berkisar 3 menit.
jadi tulisannya pendek saja, cukup 8 paragraph yang terdiri dari 3 kalimat. Bahasa yang digunakan pun yang santai, tidak seperti berita di media. Nah, artikel yang saya tulis ini mencoba mempraktekkan ilmu yang dibetikan. Tidak panjang, dan terlalu komplit. Kalaupun ada review, potong menjadi beberapa tulisan.
.
Oh ya, harus peduli SEO dan alexa juga, sama jangan lupa kalau blog yang dibuat harus fokus topiknya. Supaya SEO tidak bingung dengan keyword kita. Siapa tahu tulisan kita menarik brand untuk beriklan. Baru tahu juga, ada blogger yang satu tulisannya dihargai Rp 3.000.000 oleh brand, knapa? Karena followernya banyak. Nah sudah siap reparasi blog? Saya siap, kamu?
#KelasBlogger #KudoBox @Kudo_indonesia #KiatMenulisBlog
.
COMMENTS