"Malam Minggu besok ada acara? Ke Museum yuk. " sebuah pesan masuk ke ponsel saya pekan lalu. Ajakan bagi kami sekeluarga be...
"Malam Minggu besok ada acara? Ke Museum yuk. " sebuah pesan masuk ke ponsel saya pekan lalu. Ajakan bagi kami sekeluarga berakhir pekan di musium. Hmm, ke museum malam hari? Rasanya bagaimana ya? Apa mungkin seperti di film "Night At Museum" besutan Hollywood? Terbayang berbagai patung yang mendadak "hidup" di malam hari. Pastinya seru sekaligus seram, hii. Tetapi itu kan cuma film rasanya tidak mungkin ada di dunia nyata.
Sabtu 30 Juli 2016, pagi hari adik saya mengingatkan lagi, "Jangan lupa, jam 19 di rumah ibu ya. Kita kumpul sebelum berangkat ke museum". Adik saya yang paling kecil bekerja di sebuah instansi pemerintah, dimana musium yang dituju menjadi salah satu unit kerjanya. Hari pun menjelang sore, kami bergegas besiap-siap. Sabtu itu jalanan di Bandung sangat padat kemacetan tampak dimana-mana ditunjukkan oleh garis merah melalui aplikasi Google maps. Dengan melewati jalan yang bergaris hijau, akhirnya perjalanan Bojongsoang -Dago ditempuh dalam waktu 1 jam, menembus kemacetan Bandung. Di rumah ibu sudah berkumpul 7 anak yang merupakan cucu ibu ditambah anak-anak saya, genap 10 anak yang akan kami ajak bermalam Minggu di musim.
Night At Museum
Kami tiba pukul 19.30 di musium, tepatnya musium Geologi yang terletak di jalan Diponegoro, tidak jauh dari Gedung Sate. Menurut adik saya, Musium Geologi sudah cukup lama memiliki program di malam hari. Biasanya dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Terkadang tidak hanya aktivitas rutin, tetapi sesekali mengadakan event tambahan seperti konser musik dan pemutaran film. Untuk masuk ke Museum Geologi pengunjung dikenakan biaya karcis sebesar Rp 2.000/orang untuk pelajar dan Rp 3.000/orang untuk umum.
Di pintu masuk, petugas mengecek jumlah pengunjung dan menghitung karcis yang telah dibayarkan. Selanjutnya kami dipersilahkan masuk. Si pintu masuk replika mamooth menyambut kedatangan para pengunjung. Saat itu anak-anak berlarian masuk ke pintu samping kiri. Di musim Geologi, terdapat empat ruangan, dua di lantai bawah dan dua ruangan di lantai atas. Ruangan di lantai bawah terdiri dari ruangan prasejarah dan ruangan geologi yang menjelaskan pembentukan bumi.
Pada dua ruangan di bawah, pengunjung dibawa dalam suasana proses pembentukan bumi dan suasana prasejarah. Replika globe ukuran besar, suasana galaksi yang disampaikan melalui film yang dipantulkan ke dinding dan langit-langit membuat malam itu menjadi berbeda. Ditambah beberapa alat peraga modern dalam bentuk interaktif berbasis digital membuat suasana musium menjadi berbeda. Ya Musium Geologi saat ini berbeda dengan suasana tahun 2012 lalu. Sudah semakin canggih dan menarik. Sedangkan di ruangan prasejarah replika hewan purba, dan manusia purba masih ada walau tampaknya tidak sebanyak dahulu.
Setelah puas menjelajah di lantai satu, kami pindah ke lantai dua. Lantai dua terdiri dari 2 ruangan yang menjelaskan geologi saat ini. Di salah satu ruangan dijelaskan tentang fungsi bebatuan bagi kehidupan manusia serta situasi kebencanaan. Si satu sudut tampak sebuah simulator gempa yang dipenuhi pengunjung. Secara bergantian pengunjung mencoba merasakan gempa. Jika dibandingkan dengan simulator di Taman Pintar Jogja, simulator gempa di musim geologi goncangan dan ukurannya lebih kecil. anak-anak tampak senang mencoba simulator gempa. Tidak hanya mengenai gempa, pengunjung pun disuguhkan digitalisasi suasana longsor dan tsunami. " Wah supaya tidak longsor harus banyak tanam pohon ya." ujar anak saya saat melihat gambaran tentang proses terjadinya longsor.
Di ruangan keempat, digambarkan tentang kondisi sumberdaya alam meliputi air, angin, termasuk potensi minyak bumi, gas alam dan barang tambang. Banyak hal menarik yang dapat anak-anak pelajari, termasuk juga bagi kita para orang tua. Setidaknya kita dapat mensyukuri sumberdaya yang diberikan sang maha kuasa bagi negara kita tercinta serta tugas kita untuk menjaganya bagi anak cucu kita.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 21.30, yang berarti hampir dua jam kami di musium. Di malam hari, Musium Geologi Bandung buka pada pukul 19.00-22.00, sekali dalam satu bulan. Waktunya tidak selalu sama di pekan keempat, biasanya disampaikan melalui sosial media atau web musium geologi Bandung. Wisata malam hari dapat menjadi pilihan bermalam mingguan bersama rekan, pasangan maupun keluarga. Biayanya murah, juga mengasyikkan dan berkesan. Jika perut mendadak keroncongan, kita tinggal menyeberang ke arah Jl. Cisangkuy dimana terdapat beberapa cafe dan penjual makanan di pinggir jalan.
Mau bermalam mingguan murah dan berkesan? Ke Museum Geologi Bandung saja.
#NightAtMusium #BermalamMingguDiMusium #MusiumGeologiBukaMalamHari #MusiumGeologiBandung #WisataMalamDiBandung #WisataMurahDiBandung #BloggerBandung
Seru banget di museum geologi mbak
ReplyDeleteIya seru. Beda tampilannya dengan jaman kita dulu. sudah sangat kekinian.
Deleteantimainstream nih .. Pengen tapi bingung io nya kan kalau malam bobo hihiih
ReplyDeleteBerhubung IO masih kecil, bisa menunggu sampai sudah umur 4 tahun. Kalau sudah 4 tahun, dia pasti sudah mengerti.
Delete