#Pelatihan #pembeedayaan #fasilitator
Terlibat dalam satu projek bersama Bu Rika (Mustika), Bu Lien Herliani, Bu Rosti Setiawati dan Bu Lilis Solehati (almh), menjadi pintu masuk bekerja secara profesional. Kalau sebelumnya saya adalah pegawai magang, di projek ini saya jadi tangan kanan sekaligus inisiator. Saat itu bangganya luar biasa.
Bergaul dengan para dosen dalam program pelatihan, membuat saya belajar untuk melatih. Tidak hanya itu, projek menjadikan saya belajar mengelola program. Mulai proses penyusunan program, administrasi, hingga, manajemen konflik. Sebagai pembelajar, semua kegiatan saya pelajari sampai detail. Termasuk juga belajar dari kesalahan. Sebagai pemula saya banyak melakukan kesalahan.
Hal lain yang saya pelajari adalah kepemimpinan, komunikasi dan banyak lagi. Termasuk juga bagaimana membangun jejaring. Sejak bergabung dengan KKB, saya jadi makin jatuh cinta. Ini passion saya. Bertemu banyak orang, diskusi berjam-jam, belajar hal-hal baru, bertemu orang baru dan jalan-jalan. Di projek ini, tim inti harus melakukan monitoring keliling Jawa Barat. Saya jadi bisa travelling sambil dibayar. Kurang keren apa coba.
Di projek P3T, LSM dan NGO yang saya hanya tahu namanya seperti Yayasan Mandiri, PUPUK, bisa berkenalan. Bahkan kami menjadi mitra kerja. Bahagia sekali bertemu para senior pemberdaya. Bisa belajar langsung dan mengenal para pionir pendamping UMKM. Sayang projek hanya berjalan 2 tahun. Harus segera bergabung di projek lainnya. Tak lama, Bank Dunia dan Kementrian PU membuat projek penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP). Ternyata tim seleksi adalah mitra di projek P3T, akhirnya presentasi jadi diskusi program dan alhamdulilah saya lulus. KKN, iya kali, biar deh, yang pasti saat P3T, reputasi saya bagus. 😊
Dari Klinik Bisnis jadi Pemberdaya
Jika semula saya mengerjakan tugas managemen, di P2KP, saya menjadi fasilitator. Ini pembelajaran pertama secara formil sebagai fasiitator. Tugas fasilitator adalah membantu pengurus RW membuat sebuah forum yang legitimate, juga membentuk lembaga miceofinance. P2KP adalah "sekolah" pertama menjalankan program microfinance, dan bersentuhan dengan usaha micro.
Saya gagal mengawal program P2KP. Tingkat pengembalian rendah, NPL tinggi, manajemen kelompok kacau. Penyebab adalah saya kurang tegas, dan terkadang lemah. Saya yang anak muda berhadapan dengan tokoh masyarakat yang sangat pengalaman. Hmm, kembali saya belajar. Berhadapan dengan masyarakat tidak cukup dengan ilmu. Tapi butuh empati, rasa, dan kemampuan komunikasi.
Saat bergabung di P2KP, di Bandung sedang dibentuk saresehan warga bandung (Sawarumg). Forum ini diisi banyak lembaga pemberdayaan. Semakin banyaklah referensi yang saya dapat tentang pemberdayaan. Semua kegiatan ternyata saling berhubungan.
(Bersambung)
Saat bergabung di P2KP, di Bandung sedang dibentuk saresehan warga bandung (Sawarumg). Forum ini diisi banyak lembaga pemberdayaan. Semakin banyaklah referensi yang saya dapat tentang pemberdayaan. Semua kegiatan ternyata saling berhubungan.
(Bersambung)
COMMENTS