PanganDariHutan
Memilih Motto "Hidup untuk makan atau Makan untuk hidup", saat ini menjadi pilihan orang sekarang. Seringkali kita makan demi sebuah like di akun sosial media, sekedar untuk sebuah eksistensi saat mengkonsumsi makanan yang sedang viral. Atau lebih pada rasa penasaran atas kreativitas rasa yang dihasilkan oleh para pengusaha kuliner. Itu juga yang terjadi pada saya selama beberapa tahun demi menghasilkan sebuah tulisan di blog, dengan subtitle blog kuliner.
Tetapi sebetulnya tidak semua tepat, bahwa saya menjelajah rasa demi
sebuah like. Memang sudah dasarnya saya punya kegemaran mencicipi aneka
hidangan. Terlebih karena keluarga kami memang gemar menjelajah dan
memasak. Sehingga kalau pergi ke suatu daerah, selalu berusaha untuk
mencicipi hidangan asli daerah tersebut. Dan Kebiasaan sejak kecil itu
terus terbawa hingga sekarang.
Sampai kemudian saya terkena sakit maag diikuti asam lambung yang
membuat harus mengurangi wisata kuliner, terutama yang memiliki rasa
pedas dan asam. Padahal makanan Indonesia tak akan lezat tanpa pedas dan
asam. Terbayang selalu berbagai penganan yang rasanya enak dan enak
sekali. Tapi harus dihindari saat sakit maag melanda. Apalagi kalau
sudah sakit, perut begah dan melilit. Harus makan, tapi perut kurang
nyaman.
Saat perut tidak nyaman, seorang teman memberikan informasi, bahwa ada
sejenis tanaman yang dapat membantu meredakan gangguan perncernaan baik
sakit maag maupun asam lambung. Nama tanaman tersebut adalah umbi
garut. Mencari umbi garut tidaklah mudah karena biasa ditanam di hutan,
atau di ladang, tetapi yang menanam pun tidak banyak. Tidak sebanyak ubi
maupun singkong. Sehingga yang banyak dijual dalam bentuk olahan pati
garut. Hmm, ternyata hutan pun dapat menyediakan sumber pangan.
Hutan pun Dapat Menyediakan Sumber Pangan
Hutan
selama ini kita anggap sebagai penyedia tanaman kayu. Padahal di hutan
banyak sekali beraneka ragam sumberdaya hayati yang dapat memberikan
nilai ekonomi selain tanaman kayu. Saat ini di hutan Indonesia yang
luasnya sekitar 125,9 juta Ha, terdapat 30-40 ribu jenis tumbuhan yang
berpotensi menghasilkan.
Seperti yang dicantumkan dalam
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.21/Menhut-II/2009 Tentang
Kriteria
dan Indikator Penetapan, Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan, hasil
hutan kayu dari ekosistem hutan hanya 10 %, sedangkan sekitar 90 %
adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK). Akibatnya masyarakat banyak yang
membuka hutan untuk menanami dengan tanaman yang dianggap ekonomis,
tanpa melihat dampaknya bagi lingkungan. Akibatnya terjadi longsor,
banjir bandang yang dampaknya jelas merugikan banya orang.
HHBK
di wilayah Indonesia, banyak yang memiliki nilai cukup tinggi, baik di
pasaran domestik maupun pasar global. Begitu pula penggunaannya tidak
hanya untuk bahan bangunan, melainkan beberapa diantaranya merupakan
sumber pangan dengan nilai gizi yang sangat baik. HHBK, secara ekonomi
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, selama
dikelola dengan baik serta mengikuti trend pasar saat ini.
Sependapat dengan pemerintah, WALHI sebagai organisasi masyarakat yang peduli pada pengelolaan lingkungan hidup, mendorong pengelolaan HHBK. Seperti dikutip dari harian waspada aceh (13/02/2019) bahwa HHBK dapat Pemanfaatan hutan yang dimaksud dalam Perhutanan Sosial adalah pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan seperti ekowisata, tata air, keanekaragaman hayati dan penyerapan/penyimpan karbon.
Sependapat dengan pemerintah, WALHI sebagai organisasi masyarakat yang peduli pada pengelolaan lingkungan hidup, mendorong pengelolaan HHBK. Seperti dikutip dari harian waspada aceh (13/02/2019) bahwa HHBK dapat Pemanfaatan hutan yang dimaksud dalam Perhutanan Sosial adalah pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan seperti ekowisata, tata air, keanekaragaman hayati dan penyerapan/penyimpan karbon.
Tempat Hidup dan Pemanfaatan Umbi Garut
Tanaman garut merupakan jenis
tanaman yang bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 0 sd. 900
m. dpl. Tetapi hasil optimum akan diperoleh pada lahan dataran menengah,
antara 200 sd. 600 m. dpl. Selain itu tanaman garut merupakan tanaman
yang mampu beradaptasi terhadap naungan, seperti di bawah tegakan pohon
serta di lahan marginal. Sehingga tanaman garut dapat diperoleh di
hutan, seperti hutan kayu. Jadi tanaman garut tidak harus ditanam di
areal terbuka seperti kebun.
Keberadaan tanaman garut
dapat menjadi alternatif pendapatan bagi para petani kayu atau petani
yang memanfaatkan hasil hutan. Sehingga walau tanaman kayu belum bisa
dipanen, para petani sudah dapat memanennya untuk diolah menjadi tepung
garut. Mengapa sebaiknya umbi garut diolah menjadi tepung garut, umbi
garut setelah dipanen umur simpannya. Apalagi budidaya tanaman garut
cukup lama, yaitu 10 bulan. Jadi jika diolah menjadi tepung, umur
simpannya dapat hingga 1 tahun
Berkenalan dengan Umbi Garut Pereda Gangguan Lambung
Kalau sakit umumnya obat yang disarankan bersumber dari kimia. Tapi,
untuk meredakan sakit maag, seorang teman memberi tahu tentang umbi yang
dapat meredakan sakit maag. Umbi tersebut biasa disebut umbi garut.
Untuk mengobati sakit maag, umbi garut dapat dikonsumsi dengan cara
dimasak, maupun diseduh air panas. Saya sudah mencoba keduanya, memang
cukup manjur. Kok bisa umbi garut meredakan sakit maag?
Maranta arundinaceae, Linn nama latin dari umbi garut, merupakan
sejenis tanaman yang memiliki potensi tinggi. Jenis pati yang dihasilkan
umbi garut sangat halus, sehingga dapat dikonsumsi oleh balita maupun
orang sakit. Umbi garut mengandung kadar amilosa yang tinggi, tidak
mengandung senyawa
anti nutrisi, dan mudah dicerna sehingga dapat diolah menjadi produk
tepung atau pati garut yang akan menambah daya guna dari garut tersebut
Umbi garut segar memiliki susunan kimia sebagai berikut : Air : 69-72 %,
protein 10,2-20 %, lemat 19,4-21,7 %, serat 0,6-1,3 %.Sedangkan susunan
kimia 150 gram pati garut, terdiri dari karbohidrat 112,3 gram atau
setara dengan 355 kalori, 0,13 gram lemak, dan 0,38 gram protein
.Umumnya umbi garut diolah menjadi pati, kemudian pati garut diolah
kembali menjadi aneka makanan. Seingat saya, di tahun 20012, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat juga sempat mempopulerkan olahan pangan dari tepung
garut. Beberapa diantaranya diproduksi menjadi aneka kue dan hingga saat
ini masih diproduksi. Satu hal yang menarik adalah bahwa umbi garut
pola budidayanya berbeda dengan umbi lainnya. Sehingga sampai saat ini,
sebagian pengolah tepung garut berada di pedesaan baik kelompok wanita
tani maupun kelompok tani.
Dok. Pribadi |
Bubur Tepung Garut, Enak dan Nyaman di Perut
Entah resep dari mana, yang pasti bubur garut sudah beberapa tahun
terakhir ini menjadi hits bagi penderita sakit maag. Sehingga buat saya,
tidak sulit untuk mencari tahu cara pembuatan bubur garut. Mencari
tepung garut juga sekarang tidak sulit. Begitu search di google, akan
keluar daftar penjual tepung garut, termasuk juga di beberapa
marketplace terkenal. Saya pun membeli tepung garut di marketplace.
Bahan untuk membuat bubur tepung garut sangat mudah diperoleh, begitu
pula dengan cara membuatnya. Saya memang menyimpan stok bahan membuat
bubur garut. Jadi pas Bandung sedang hujan, dan perut saya keroncongan
pula, enak mengkonsumsi bubur garut yang manis dan hangat.
Dok. Pribadi |
Resep Bubur Garut
Untuk 2 porsi
Bahan :
100 gram tepung garut
400 ml air
50 gram gula merah disisir atau gula semut
1/2 sdt garam
pelengkap : santan atau fibre cream
Cara membuat :
1. Ayak tepung garut
2. Larutkan tepung garut dengan air
3. Masukkan dalam panci
4. Masukkan gula merah yang sudah disisir atau gula semut
5. Masak sambil diaduk dengan api kecil, harus terus diaduk, supaya tidak bergumpal
6. Angkat bubur setelah mendidih, dan warnanya berubah menjadi coklat transparan
7. Sajikan di mangkuk dengan santan atau fibre cream.
Umbi garut adalah satu dari sekian
banyak HHBK yang memiliki nilai ekonomis. Terlebih umbi garut
berdasarkan hasil penelitian tidak mengandung gluten. Sehingga baik
dikonsumsi oleh orang-orang yang alergi atau tidak bisa
mengkonsumsi gluten. Dengan kata lain, tepung garut merupakan tepung
fungsional yang dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Walaupun rendemen
atau hasil peroleh tepung garut dari satu kilogram pati garut hanya 15
%, tetapi nilai jualnya akan sebanding. Karena produk-produk fungsional
dicari untuk memenuhi kebutuhan pangan khusus.
Penting kemudian para pelaku usaha
yang akan menjadikan tepung garut sebagai peluang usaha untuk dapat
menjalankan bisnisnya dengan baik. Sehingga tempat budidaya umbi garut
tetap terjaga lestari, tanpa mengubah peruntukannya. Sehingga hutan
tetap asri dan dapat menjadi rumah untuk biota yang ada di dalamnya,
Saat hutan lestari, maka ekosistem pun akan terus terjaga hingga anak
cucu nanti.
Pustaka:
Azaima Rakhmawati, Pengaruh Masa Simpan dan Lama Pengendapan Umbi Garut Terhadap Sifat Fisiko-Kimiapati Garut, 2007
Kementrian kehutanan, peraturan menteri Kehutanan Nomor :
P.21/Menhut-II/2009 Tentang Kriteria dan Indikator Penetapan, Jenis
Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan
Subejo, Nur Saudah, Lima Pilar Kedaulatan Pangan Nusantara, UGM Press, Mei 2011waspadaaceh.com/2019/02/13/walhi-aceh-jangan-cederai-skema-perhutanan-sosial/
Sumber foto :
pertanianku.com
COMMENTS